Buku Saku Panduan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 TP.2020/2021 Panduan ini dimaksudkan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat dengan prinsip utama kesehatan dan keselamatan seluruh peserta didik, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan keluarganya.
Ingin bisa membuat blog? Ayo daftar dan ikuti Workshop Online Sagusablog (Satu Guru Satu Blog) tingkat dasar yang diselenggarakan oleh Ikatan Guru Indonesia.
Menjelang pelaksanaan tahun ajaran dan tahun akademik baru 2020/2021, Kemendikbud bersama tiga kementerian lainnya, yaitu Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Dalam Negeri menyusun panduan penyelenggaraan pembelajaran. Panduan ini dimaksudkan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat dengan pembukaan satuan pendidikan untuk pembelajaran tatap muka.
Panduan ini juga menjadi acuan pemerintah daerah dalam mengatur satuan pendidikan sebelum dapat diizinkan melaksanakan pembelajaran tatap muka berdasarkan ketentuan-ketentuan yang diatur di dalamnya. Karena prinsip utama dalam pembelajaran di tahun ajaran dan tahun akademik baru adalah kesehatan dan keselamatan seluruh peserta didik, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan keluarganya.
Buku ini disusun untuk mempermudah masyarakat dari berbagai kalangan dalam memahami panduan yang tertuang dalam Surat Keputusan Bersama 4 Menteri dan lampirannya. Diharapkan kehadiran buku ini dapat memberikan manfaat, sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat mengetahui bagaimana kebijakan pemerintah pusat terhadap pembelajaran di tahun ajaran dan tahun akademik baru pada masa pandemi Covid-19.
Finlandia mengejutkan dunia ketika siswa-siswanya yang masih berusia 15 tahun berhasil mencatatkan skor tertinggi di penyelenggaraan pertama PISA (Programme for International Student Assessment), pada 2001. Ujian itu meliputi penilaian ketrampilan berpikir kritis di matematika, sains, dan membaca. Hingga kini, negara mungil ini terus-terusan memukau. Bagaimana pendidikan Finlandia yang jam pelajarannya pendek, PR-nya tidak banyak, dan ujiannya tidak begitu terstandardisasi, dapat “mencetak” siswa-siswa dengan prestasi yang sangat baik? Ketika Timothy D. Walker mulai mengajar kelas 5 di sebuah sekolah negeri di Helsinski, ia mulai mencatat rahasia-rahasia di balik kesuksesan sekolah-sekolah Finlandia. Walker menuliskan rahasia-rahasia ini, dan artikel-artikelnya di Atlantic kerap menuai tanggapan antusias. Dalam buku ini, ia mengumpulkan semua temuan tersebut, dan menjelaskan pada para pengajar, cara untuk mengimplementasikannya. Buku ini memuat strategi dan anjuran-anjuran yang sangat mudah dipraktikkan dari sistem pendidikan kelas dunia.
Ada 33 strategi sederhana yang dapat dipraktikkan di ruang kelas. Umumnya strategi yang ada di buku ini memang diterapkan di usia sekolah dasar. Namun beberapa dapat juga diaplikasikan untuk siswa sekolah menengah dengan beberapa modifikasi dan perkembangan. Agar anak-anak tetap fokus misalnya, sekolah-sekolah Finlandia menerapkan istirahat berkali-kali yang bertujuan untuk menyegarkan otak mereka. Mengistirahatkan otak ini bisa dilakukan dengan beragam cara sederhana, yaitu Guru memberikan blok waktu pilihan dalam satu hari, yang di dalamnya ada berbagai alternatif istirahat yang dapat mereka pilih seperti membaca bebas selama 10 menit, menulis bebas, atau permainan matematika yang menyenangkan. Lainnya adalah belajar sambil bergerak. Alih-alih duduk manis maka anak-anak di sekolah Finlandia boleh menyelesaikan tugas sambil berdiri atau mengganti kursi konvensional dengan bola senam sehingga murid dapat belajar dan bergerak dalam waktu yang bersamaan. Tentu masih banyak strategi menarik lainnya. Silakan dibaca sendiri ya 🙂
Buku ini memuat strategi dan anjuran yang sangat mudah dipraktikkan dari sistem pendidikan kelas dunia, sangat tepat dibaca oleh para pengajar dan praktisi pendidikan.
Kami memiliki versi e-book buku tersebut, namun untuk menghindari pelanggaran hak cipta, Bapak/Ibu disarankan untuk membelinya di Toko Buku, atau Belanja Online. Beberapa di antaranya sebagai berikut :
Catatan : Buku ini sangat bagus sebagai referensi bagi Guru sebagai referensi untuk mengajar, tentunya dengan beberapa penyesuaian. Karena setiap negara memiliki budaya dan faktor pendukung yang berbeda. Maka, suatu konsep pendidikan yang sama jika diterapkan pada negara yang berbeda, dapat menghasilkan output yang berbeda juga.
Sebelum mengerjakan soal, Kalian pelajari terlebih dahulu Materi tentang Virus Covid-19ya. Jika sudah, silahkan kerjakan soal-soal berikut ini dengan Token Ujian 123 :
Hai!!! Siswa kelas IV, V, dan VI. Penting sekali bagi kalian untuk mengetahui tentang Virus Covid-19. Kalian bisa pelajari materinya pada e-book berikut ini ya :
Kalian juga dapat mengetahui lebih banyak tentang Virus Covid-19 pada link berikut ini :
Hai!!! Siswa kelas I, II, dan III. Penting sekali bagi kalian untuk mengetahui tentang Virus Covid-19. Kalian bisa pelajari materinya pada e-book berikut ini ya :
Sebelum mengerjakan soal, Kalian bisa pelajari terlebih dahulu Materi tentang Virus Covid-19. Jika sudah, silahkan kerjakan soal-soal berikut ini dengan Token Ujian 45620 :
Bapak/Ibu Guru ingin bisa membuat blog? Baik itu digunakan untuk media dalam kegiatan pembelajaran terutama masa pandemi ini, maupun untuk meningkatkan pengetahuan dan literasi teknologi kita. Ayo segera mendaftar dan mengikuti Workshop Online Sagusablog (Satu Guru Satu Blog) Tingkat Dasar yang diselenggarakan oleh Ikatan Guru Indonesia.
Workshop Sagusablog Dasar ini berisi bagaimana cara membuat Media Pembelajaran Berbasis Blog kelas Dasar dengan materi sebagai berikut:
Sebagai pendukung kegiatan pembelajaran di rumah, terutama selama masa pandemi dan new normal. Kami telah membuat aplikasi android yang dapat di akses oleh siswa dengan menggunakan smartphone android, yaitu aplikasi Spirit 7 Presiden Republik Indonesia.
Aplikasi ini berisi tentang Profil Presiden Indonesia dari awal kemerdekaan hingga saat ini. Berikut adalah link untuk mendownloadnya. Spirit 7 Presiden Republik Indonesia.apk
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP merupakan sebuah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemua atau lebih. RPP dikembangkan dengan rinci dari materi pokok ataupun tema tertentu yang mengacu pada silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
Setiap pendidik pada suatu pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema dan dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2019 Tentang Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disampaikan hal-hal berikut:
Penyusunan RPP dilakukan dengan prinsip efisien, efektif, dan berorientasi pada siswa.
Dari 13 komponen RPP yang tertuang dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, yang menjadi komponen inti dalam RPP terbaru adalah tujuan pembelajaran, langkah-langkah (kegiatan) pembelajaran, dan penilaian pembelajaran (assesment), sedangkan sisanya hanya sebagai pelengkap.
Sekolah, Kelompok Guru Mata Pelajaran dalam sekolah, Kelompok Kerja Guru/Musyawarah Guru Mata Pelajaran (KKG/MGMP) dan individu guru secara bebas dapat memilih, membuat, menggunakan, dan mengembangkan format RPP secara mandiri untuk sebesar-besarnya keberhasilan belajar siswa.
Adapun RPP yang telah dibuat dapat digunakan dan dapat disesuaikan dengan ketentuan sebagaimana maksud pada angka 1, 2, dan 3.
Berikut adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah kami susun berdasarkan Surat Edaran Mendikbud Nomor 14 Tahun 2019, silahkan didownload pada link di bawah ini:
Di masa pandemi Covid-19 saat ini adalah momen yang tepat bagi Guru maupun Organisasi Profesi lainnya untuk terus mengembangkan kemampuan diri. Didukung juga dengan adanya peraturan social distancing, menyebabkan interaksi sosial di berbagai belahan dunia berubah secara drastis. Sehingga saat ini, lebih banyak menggunakan Media Teknologi dan Informasi sebagai gantinya dibanding dengan interaksi secara langsung. Dan inilah salah satu hikmah dibalik musibah yang terjadi, yaitu memaksa masyarakat, guru, aparatur pemerintahan, dan lainnya untuk semakin terbuka akan pentingnya Sains dan Teknologi. Dalam bidang pendidikan, tentunya saat inilah titik dimulainya revolusi secara sistematis dan menyeluruh untuk menjadikan Guru sebagai Pendidik yang Melek Teknologi.
Untuk itu, Ikatan Guru Indonesia yang telah berdiri sejak tahun 2009 telah mengadakan berbagai pelatihan dan workshop baik offline maupun online dari sejak berdirinya organisasi profesi ini, untuk meningkatkan profesionalitas guru. Sagusablog atau Satu Guru Satu Blog adalah salah satu kegiatan yang dapat diikuti oleh seluruh Guru di Indonesia dengan syarat utama menjadi anggota Ikatan Guru Indonesia dan mendaftar kegiatan pelatihan pada SIM Guru Pembelajar IGI.
Untuk lebih jelasnya, silahkan simak video pberikut ini :
Jangan lupa untuk like, subscribe, dan ikuti channelnya ya...
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) selaku leading sektor pendidikan nasional yang berperan penting dalam mewujudkan kualitas SDM Indonesia, menindaklanjutinya dengan mengeluarkan berbagai kebijakan penting, diantaranya kebijakan pendidikan “Merdeka Belajar”, yang digulirkan oleh Mendikbud Nadiem Anwar Makarim sebelum 100 hari sejak dilantik pada 23 Oktober 2019 lalu menjadi menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada pemerintahan Presiden Joko Widodo, dimana target pemerintahan periode kedua Jokowi tersebut memfokuskan diri pada pembangunan sumber daya manusia sebagaimana diamanatkan dalam Nawacita kelima, untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
Program Merdeka Belajar menurut Mendikbud akan menjadi arah pembelajaran ke depan yang fokus pada meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagaimana arahan bapak presiden dan wakil presiden (dikutip dari situs web kemendikbud.go.id, Rabu, 11/12). Selanjutnya dijelaskan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Ade Erlangga, Merdeka Belajar merupakan permulaan dari gagasan untuk memperbaiki sistem pendidikan nasional yang terkesan monoton. Merdeka Belajar menjadi salah satu program untuk menciptakan suasana belajar di sekolah yang bahagia suasana yang happy, bahagia bagi peserta didik maupun para guru.
Program pendidikan “Merdeka Belajar” meliputi empat pokok kebijakan, antara lain: 1) Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN); 2) Ujian Nasional (UN); 3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaan (RPP), dan 4) Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) zonasi. Bila dicermati dari isi pokok kebijakan merdeka belajar jelas lebih difokuskan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, meskipun pada perkembangan selanjutnya berdimensi juga ke jenjang pendidikan tinggi (Dikti) melalui program “Kampus Merdeka”. Pastinya program “Merdeka Belajar” bukanlah sebuah kebijakan yang secara tiba-tiba muncul, melainkan melalui serangkaian proses yang panjang dan matang, setelah beberapa waktu lalu pasca dilantik menjadi Mendikbud banyak melakukan kajian komprehensif dengan mengundang dan mendatangi para pakar pendidikan, pengawas, kepala sekolah, guru-guru, organisasi profesi guru dan lain sebagainya, untuk mendengar berbagai masukan terkait permasalahan praktik pendidikan. Lebih jelasnya lagi keempat prinsip merdeka belajar tersebut diuraian sebagai berikut.
1. USBN diganti Ujian
Menurut Nadiem, situasi saat ini USBN membatasi penerapan dari semangat UU Sisdiknas yang memberikan keleluasaan bagi sekolah untuk menentukan kelulusan. Untuk arah kebijakan barunya, Tahun 2020 USBN akan diganti dengan ujian (asesmen) yang diselenggarakan hanya oleh sekolah. Nantinya, ujian dilakukan untuk menilai kompetensi siswa. Dimana ujian dalam bentuk tes tertulis dan atau bentuk penilaian lain yang lebih komprehensif. Seperti portofolio dan penugasan (tugas kelompok, karya tulis dan sebagainya). Dengan begitu, guru dan sekolah lebih merdeka dalam menilai hasil belajar siswa. Bahkan diharapkan anggaran USBN dialihkan untuk mengembangkan kapasitas guru dan sekolah guna meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. 2021 UN diganti
Menteri Nadiem melihat situasi saat ini materi UN terlalu padat sehingga siswa dan guru cenderung menguji penguasaan konten, bukan kompetensi penalaran. Disamping itu, UN dianggap jadi beban siswa, guru dan orangtua karena menjadi indikator keberhasilan siswa sebagai individu. Karenanya tahun 2020, UN akan dilaksanakan terakhir kalinya. Sebagai penggantinya, pada 2021, UN diubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Asesmen tersebut tidak dilakukan berdasarkan mata pelajaran atau penguasaan materi kurikulum seperti yang diterapkan dalam ujian nasional selama ini, melainkan melakukan pemetaan terhadap dua kompetensi minimum siswa, yakni dalam hal literasi dan numerasi. Asesmen ini dilakukan pada siswa di tengah jenjang sekolah (misalnya kelas 4, 8, 11). Arah kebijakan baru ini juga mengaju pada praktik baik padan level internasional seperti PISA dan TIMSS.
3. Penyederhanaan RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama ini, guru diarahkan mengikuti format RPP secara kaku. Tetapi nanti guru akan bebas memilih, membuat, menggunakan dan mengembangkan format RPP. Dulu, RPP terlalu banyak komponen dan guru diminta menulis sangat rinci (satu dokumen RPP bisa lebih 20 halaman). Tetapi nanti akan lebih sederhana yakni RPP berisi tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan asesmen dan bahkan bisa dibuat menjadi 1 halaman saja. Sehingga penulisan RPP dilakukan dengan efisien dan efektif yang menjadikan guru punya waktu untuk mempersiapkan juga mengevaluasi proses pembelajaran itu sendiri.
4. Zonasi PPDB lebih fleksibel
Untuk program "Merdeka Belajar" yang terrakhir ini, Nadiem menjelaskan bahwa Kemendikbud tetap menggunakan sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Adapun kebijakannya, PPDB lebih fleksibel untuk mengakomodasi ketimpangan akses dan kualitas di berbagai daerah. Menurut Nadiem, komposisi PPDB jalur zonasi dapat menerima siswa minimal 50 persen, jalur afirmasi minimal 15 persen, dan jalur perpindahan maksimal 5 persen. Untuk jalur prestasi atau sisa 0-30 persen lainnya disesuaikan dengan kondisi daerah. "Daerah berwenang menentukan proporsi final dan menetapkan wilayah zonasi," ujar Nadiem.
Anda juga dapat menyimak paparan langsung dari Mendikbud pada video berikut :
Keterampilan abad 21 menjadi topik yang banyak dibahas beberapa waktu terakhir. Abad 21 merupakan suatu abad yang didasarkan pada kalender gregory serta dimulai dari tahun 2001 sampai tahun 2100. Pada abad ini teknologi berkembang dengan pesat. Perkembangan teknologi yang pesat ini berdampak pada berbagai bidang yaitu ekonomi, politik, sosial, budaya dan membuat keterkaitan suatu negara dengan negara lain yang disebut juga globalisasi. Pada era pendidikan abad 21 ini, guru dan siswa bisa belajar dimana saja dan kapan saja untuk meningkatkan kompetensi terutama melalui pembelajaran daring atau online yang tidak terhalang oleh ruang dan waktu.
Untuk itu, SD Negeri 6 Way Serdang mengembangkan Aplikasi Profil Sekolah yang terintegrasi dengan sistem e-learning Rumah Belajar yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Menu yang tersedia dalam aplikasi tersebut adalah :
Profil Sekolah
Pendidik dan Tenaga Pendidik
Formulir Online PPDB
E-Book dari Kemdikbud
Streaming TVRI
Rumah Belajar
Bank Soal
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Galeri
Namun, aplikasi ini masih dalam bentuk apk dan belum kami upload ke dalam Google Playstore. Jika Bapak/Ibu ingin mendownloadnya, silahkan pilih pada link berikut ini :